Jumat, 20 Januari 2012


BANDUL  AYUNAN



I.                     PETUNJUK UMUM :
1.       Tulislah Nomor peserta Anda , Kelas , dan Mata pelajaran, serta Nomor undian di tempat yang tersedia !
2.       Lakukan kegiatan Percobaan sesuai dengan PETUNJUK KEGIATAN !
3.       Kerjakanlah semua kegiatan dengan teliti dan sungguh sungguh !
4.       Buatlah Laporan Kegiatan dan Jawaban Uji Kompetensi !
5.       Selamat Bekerja !

II.                  PETUNJUK KEGIATAN :
1.       Susunlah alat dan bahan yang tersedia menjadi rangkaian seperti pada  gambar dengan panjang tali 60 cm !
2.       Gunakan stop watch dan ayunkan bandul  yang telah Anda rangkai untuk menentukan waktu  yang diperlukan dalam 10 ayunan ! Catat hasil pengukuran Anda ke dalam table data hasil percobaan !
3.       Ulangi kegiatan ( 1 ), dan ( 2 ) dengan panjang tali 50 cm, kemudian panjang tali 40 cm ! Bagaimana periode yang dihasilkan untuk masing masing panjang tali yang digunakan !
4.       Lakukan analisis matematika untuk mencari hubungan antara  periode dan frekuensi getaran !
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….

                                T = ………………………..  dan f = …………………………………….
5.       Lakukan sekali lagi, untuk panjang tali yang sama dan  Amplitudo yang berbeda  seperti pada gambar berikut!

                      
A)     Gunakan stop watch untuk menentukan waktu yang diperlukan gerakan bandul dalam 10 ayunan dan catat hasilnya ke dalam table sebagai berikut !
   
PERCO
BAAN
BESAR
AMPLITUDO
WAKTU YANG DIPERLUKAN
DALAM 10 AYUNAN
PERIODE YANG
DIHASILKAN
I
α



II

2α



B.}   Bagaimana periode yang dihasilkan ( diperoleh ) untuk Amplitudo getaran sebesar  α dan 2α               tersebut  ?
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
C.}   Bila Anda  menemui dua buah bandul Ayunan yang berbeda  massa bandulnya, panjang talinya sama, dan  besar Amplitudo nya sama , bagaimana periode getaran  dari dua system bandul Ayunan tersebut ?
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

SELAMAT BEKERJA

startegi


STRATEGI,PROGRAM,DAN PENDEKATAN KESELAMATAN KERJA
Tidak jarang para karyawan dihadapkan pada persoalan di keluarga dan perusahaan. Tekanan persoalan dapat berupa aspek emosional dan fisik, terbatasnya biaya pemeliharaan kesehatan, dan berlanjut tyerjadinya penurunan produktivitas karyawan. Pihak manajemen seharusnya mampu mengakomodasi persoalan karyawan sejauh terkait dengan kepentingan perusahaan. Pertimbangannya adalah bahwa  unsur kesehatan dan karyawan memegang peranan penting dalam peningkatan mutu kerja karyawan. Semakin cukup jumlah dan kualitas fasilitas kesehatan dan keamanan kerja maka semakin tinggi pula mutu kerja karyawan. Dengan demikian perusahaan akan semakin diuntungkan dalam upaya pengembangan bisnisnya.
          Setiap perusahaan sewajarnya memiliki strategi memperkecil dan bahkan menghilangkan kejadian kecelakaan kerja di kalangan karyawan sesuai dengan kondisi perusahaan. Strategi yang perlu diterapkan perusahaan meliputi :
a.     Pihak manajemen perlu menetapkan bentuk perlindungan bagi karyawan dalam menghadapi kejadian kecelakaan kerja. Misalnya karena alasan finansial, kesadaran karyawan tentang keselamatan kerja dan tanggung jawab perusahaan dan karyawan maka perusahaan bisa jadi memiliki tingkat perlindungan yang minimum bahkan maksimum.
b.      Pihak manajemen dapat menentukan apakah peraturan tentang keselamatan kerja bersifat formal ataukah informal. Secara formal dimaksudkan setiap aturan dinyatakan secara tertulis, dilaksanakan dan dikontrol sesuai dengan aturan. Sementara secara informal dinyatakan tidak tertulis atau konvensi dan dilakukan melalui pelatihan dan kesepakatan-kesepakatan.
c.      Pihak manajemen perlu proaktif dan reaktif dalam pengembangan prosedur dan rencana tentang keselamatan dan kesehatan kerja karyawan. Proaktif berarti pihak manajemen perlu memperbaiki terus menerus prosedur dan rencana sesuai kebutuhan perusahaan dan karyawan. Sementara arti reaktif, pihak manajemen perlu segera mengatasi masalah keselamatan dan kesehatan kerja setelah suatu kejadian timbul.
d.     Pihak manajemen dapat menggunakan tingkat derajad keselamatan dan kesehatan kerja yang rendah sebagai faktor promosi perusahaan ke khalayak luas. Artinya perusahaan sangat peduli dengan keselamatan dan kesehatan kerja.
          Sesuai dengan strategi di atas maka program yang diterapkan untuk menterjemahkan strategi itu diantara perusahaan biasanya dengan pendekatan  yang berbeda. Hal ini sangat bergantung pada kondisi perusahaan. Secara umum program memperkecil dan  menghilangkan kejadian kecelakaan kerja dapat dikelompokkan : telaahan personal, pelatihan keselamatan kerja, sistem insentif, dan pembuatan aturan penyelamatan kerja.
a.     Telaahan Personal
Telaahan personal dimaksudkan untuk menentukan karakteristik karyawan tertentu yang diperkirakan potensial berhubungan dengan kejadian  keselamatan kerja: (1) faktor usia; apakah karyawan yang berusia lebih tua cenderung lebih lebih aman dibanding yang lebih muda ataukah sebaliknya,  (2) ciri-ciri fisik karyawan seperti potensi pendengaran dan penglihatan cenderung berhubungan derajad kecelakaan karyawan yang kritis, dan (3) tingkat pengetahuan dan kesadaran karyawan tentang pentingnya pencegahan dan penyelamatan dari kecelakaan kerja. Dengan mengetahui ciri-ciri personal itu maka perusahaan dapat memprediksi siapa saja karyawan yang potensial untuk mengalami kecelakaan kerja. Lalu sejak dini perusahaan dapat menyiapkan upaya-upaya pencegahannya.
b.      Sistem Insentif
Insentif yang diberikan kepada karyawan dapat berupa uang dan bahkan karir. Dalam bentuk uang dapat dilakukan melalui kompetisi antarunit tentang keselamatan kerja paling rendah dalam kurun waktu tertentu, misalnya selama enam bulan sekali. Siapa yang mampu menekan kecelakaan kerja sampai titik terendah akan diberikan penghargaan.  Bentuk lain adalah berupa peluang karir bagi para karyawan yang mampu menekan kecelakaan kerja bagi dirinya atau bagi kelompok karyawan di unitnya.
c.      Pelatihan Keselamatan Kerja
Pelatihan keselamatan kerja bagi karyawan biasa dilakukan oleh perusahaan. Fokus pelatihan umumnya pada segi-segi bahaya atau resiko dari pekerjaan, aturan dan peraturan keselamatan kerja, dan perilaku kerja yang aman dan berbahaya.
d.     Peraturan Keselamatan Kerja
Perusahaan perlu memiliki semacam panduan yang berisi peraturan dan aturan yang menyangkut  apa yang dapat dan tidak dapat dilakukan oleh karyawan di tempat kerja. Isinya harus spesifik yang memberi petunjuk bagaimana suatu pekerjaan dilakukan dengan hati-hati untuk mencapai keselamatan kerja maksimum. Sekaligus dijelaskan beberapa kelalaian kerja yang dapat menimbulkan bahaya individu dan kelompok karyawan serta tempat kerja. Dalam pelaksanaannya perlu dilakukan melalui pemantauan, penumbuhan kedisiplinan dan tindakan tegas kepada karyawan yang cenderung melakukan kelalaian berulang-ulang.
Untuk menerapkan strategi dan program di atas maka ada beberapa pendekatan sistematis yang dilakukan secara terintegrasi agar manajemen program kesehatan dan keselamatan kerja berjalan efektif  berikut ini.
Pendekatan Keorganisasian
·         Merancang pekerjaan,
·         Mengembangkan dan melaksanakan kebijakan program,
·         Menggunakan komisi kesehatan dan keselamatan kerja,
·         Mengkoordinasi investigasi kecelakaan.
Pendekatan Teknis
·         Merancang kerja dan peralatan kerja,
·         Memeriksa peralatan kerja,
·         Menerapkan prinsip-prinsip ergonomi.
Pendekatan Individu
·         Memperkuat sikap dan motivasi tentang kesehatan dan keselamatan kerja,
·         Menyediakan pelatihan kesehatan dan keselamatan kerja,
·         Memberikan penghargaan kepada karyawan dalam bentuk program insentif.
Diadopsi dari Tb Sjafri Mangkuprawira dan Aida Vitayala Hubeis, 2007, Manajemen Mutu SDM, PT Ghalia Indonesia.
.
STRATEGI,PROGRAM,DAN PENDEKATAN KESELAMATAN KERJA
  1. http://1.gravatar.com/avatar/b44bfc8be7e866dd803fad0b2a90996f?s=48&d=identicon&r=Gsibermedik
saya sering ke lapangan melihat secara langsung penggunaan safety helmet,gogle glas,etc yg hanya sekedar formalitas bukan pada fungsional..usut punya usut ternyata PT subkontraktor keberatan menyediakn safety peripheral yg standard untuk karyawan dikarenakan cost yg ‘sayang’ sehingga hanya menyediakan yg seadanya..nah ironi kan prof?ketika nyawa manusia brbanding terbalik dengan cost revenue?..as soon as posible insya Allah saya posting tentang kecelakan kerja dan alat pelindung diri
  1. http://1.gravatar.com/avatar/574cb071249d539688f4d1300c4f74ca?s=48&d=identicon&r=Gsjafri mangkuprawira
benar bung siber….alat keamanan kerja belum sepenuhnya menjadi kebutuhan apalagi budaya kerja perusahaan……..termasuk kalau kita lihat para pengendara motor yang enggan pakai helm….kecuali kalau bakal bertemu dengan polisi barulah helm dipakainya……apakah ini ciri munafikin atau tidak menghargai nyawa dirinya masing-masing?????